Jumat, 01 Juni 2012

Renungan: Wanita dan Tangisannya - Kisah IBU

Renungan: Wanita dan Tangisannya >>> Di dalam kisah hidup seseorang, kita bisa menimba begitu banyak nilai-nilai kehidupan. Tak terelakkan pula bahwa dari kisah hidup sebuah keluarga kecil, kita bisa bercermin, bagaimana seharusnya hidup di dalam masyarakat. Nah, kisa kali ini datang dari sebuah keluarga kecil, Renungan tentang seorang Wanita dan Tangisannya.


Baiklah, untuk mempersingkat waktu, kita simak cerita berikut ini:

Nah, Suatu waktu, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya.

    "Ibu, mengapa Ibu menangis?".

Ibunya menjawab,

    "Sebab, aku wanita."

    "Aku tak mengerti,"

kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

     "Nak,kamu memang tak akan mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.

    "Ayah, mengapa Ibu menangis? sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"

Sang ayah menjawab,

    "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."

Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya,mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan

    "Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

 Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

    "Saat Kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


    Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu....


    Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Wanita, kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah..


    Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang ,untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan inilah pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.


    Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankan tulang rusuk-lah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa, suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.


    Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Dan, akhirnya, kuberikan ia airmata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kuberikan kepada wanita,agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

    Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya...airmata ini adalah airmata kehidupan."

Lalu, sudahkah kita menghargai wanita? Bahkan wanita yang ada disisi kita? Ibu Kita? saudari Kita?

0 komentar :

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1