Sabtu, 23 Mei 2020

Menentukan Skor dengan Guessing Formula, Mengatasi Kelemahan Tes Objektif

Menentukan Skor dengan Guessing Formula, Mengatasi kelemahan tes objektif | Salah satu kelemahan tes objektif ada pada jawaban yang ditebak. Untuk meminimalkan agar siswa saat menjawab tidak menebak diberikan sanksi, maka untuk menentukan skor jawaban soal dapat digunakan Formula (guessing Formula) sebagai berikut:

Skor = B – S/(n-1)

Pada tes obyektif, untuk memberikan skor pada umumnya digunakan rumus correction for guessing atau sering dikenal dengan istilah denda. Untuk pemberian skor pada tes obyektif ini dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:

Untuk tes obyektif ben true-false misalkan, setiap item diberi skor 1 (satu), apabila seorang testee menjawab dengan benar maka diberi skor 1 (satu) namun apabila dijawab salah maka skornya 0 (nihil).



Adapun cara untuk menghitung skor terakhir dari seluruh item bentuk ini, dapat digunakan dua macam rumus yaitu:

Rumus yang memperhitungkan denda yaitu:'

   S = R – W dibagi o – 1

    Dimana :

S = skor yang dicari

R = jumlah jawaban benar

W = jumlah jawaban salah

O = option, jawaban yang kemungkinan benar or salah

1 = bilangan konstan

rumus yang tidak memperhitungkan denda yaitu :

    S = R

sedangkan untuk tes obyektif bentuk matching,fill in dan completion perhitungan skor akhir pada umumnya tidak memperhitungkan sanksi berupa denda sehingga rumus yang digunakan yaitu :

         S = R

adapun untuk tes obyektif bentuk multiple choice items dapat digunakan salah satu dari dua buah rumus yaitu rumus yang memperhitungkan denda dan rumus yang tidak memperhitungkan denda.

Rumus perhitungan skor dengan memperhitungkan denda :

             S = R – ( W dibagi o – 1 )

atau

Skor = B – S/(n-1)

Sedangkan untuk rumus yang mangabaikan denda yaitu:

               S = R

Sasaran yang diamati adalah tingkah laku, perbuatan, sikap dan sebagainya. Untuk dapat menilai hasil tes perbuatan diperlukan instrumen-instrumen tertentu dan setiap gejala yang muncul diberikan skor tertentu.

Perhatikanlah contoh berikut:

Soal:
Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Geografi di SMA 3 Tarakan telah diujikan 60 butir soal pilihan ganda dengan 5 alternatif pilihan jawaban. Jika masing-masing siswa berikut: 

1.) Jhoni dapat menjawab benar 49 soal, dan salah 11 soal. 
2.) Astuti dapat menjawab benar 42 soal, dan salah 18 soal. 

Maka tentukanlah:
a. Berapa skor yang diperoleh Jhoni dan ubah dalam bentuk presentase
b. Tentukan berapa skor yang diperoleh Astuti dan ubah dalam bentuk persentase
c. Bandingkanlah dan simpulkan penetapan skor a dan b bila tidak menggunakan Guessing Formula (Skor = B/N x 100)

Jawaban:

Diketahui: 
Jumlah Soal = 60 soal
Jhoni, Benar = 49 nomor
Jhoni, Salah = 11 nomor

Astuti, Benar = 42 nomor
Astuti, salah = 18 nomor

B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
n = banyaknya alternatif jawaban

Skor Jhoni 
= B - (S/(n-1))  
= 49 – (11/(5-1))  
= 49 - 11/4  
= 49 – 2,75 
= 46,25

Presentase Skor = 46,25/60x 100% = 77,08%

Skor Astuti
= B - (S/(n-1)) 
= 42 – (18/(5-1)) 
= 42 - 18/4  
= 42 – 4,5 
= 37,5

Presentase Skor = 37,5/60x 100% = 62,5%
Skor tanpa menggunakan Guessing Formula:

Presentase Skor Jhoni = B/n  x 100 = 49/60  x 100% = 81,67%
Presentase Skor Astuti = B/n  x 100 = 42/60  x 100% = 70%

Jika dibandingkan presentase skor Jhoni dan Astuti dengan penentuan skor menggunakan dan tanpa menggunakan Guessing Formula, maka dapat dilihat bahwa menggunakan guessing formula nilainya lebih rendah daripada yang tidak menggunakan guessing formula. Hal ini terjadi karena pada penerapan guessing formula, soal yang salah diberikan sanksi pengurangan nilai. Lebih jelasnya seperti pada tabel berikut:

Nama Siswa
Presentase Skor Menggunakan Guessing Formula
Presentase Skor Tanpa Menggunakan Guessing Formula
Jhoni
77,08%
81,67%
Astuti
62,5%
70%
Baca juga artikel kami tentang:
dan

0 komentar :

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1