Rabu, 24 Juli 2024

Cerita Pendek, K Oleh Jupri Malino

 

K

Oleh Jupri Malino, S.Pd.

 

"Pak, saya rencana mau pindahkan anak saya ke SLB, dia sudah mau. Tapi titip dulu ya 1 bulan di kelas bapak, sambil menunggu kakaknya ngurus srat-suratnya" Ucap salah satu orang tua muridku yang baru saja naik ke kelas 4.


Sebut saja nama anak ini adalah K. K memang siswa yang unik. Bisa dikatakan bahwa ia merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. Dalam tes diagnostik yang saya lakukan, saya mendapati bahwa kemampuan membacanya sangat baik, tapi lafalnya saja yang belum tepat. Hal ini karena K memang belum lancar untuk melafalkan semua huruf. K cukup pendiam. Pada awalnya. Ia selalu tunduk karena sepertinya dia kurang PD. Tidak seperti sekarang yang cukup lumayan mau bergaul dan aktif bermain dengan temannya.

K ternyata punya riwayat yang sangat memprihatinkan. Sejak kecil, ia ternyata sudah sering masuk rumah sakit karena step. Bahkan sampai saat ini, ia harus berobat rutin karena masih sering kejang tiba-tiba. Sepertinya ia punya pengalaman buruk juga terkait perundungan, karena dalam catatan tengah semester saat melaksanakan refleksi diri, ... (Poin ini akan saya jelaskan kemudian).

"Baik, bu. Tidak masalah. Biarkan saja dia tetap sekolah, belajar di kelas saya" Ujarku sambil memberikan keyakinan kepada orang tuanya.

Akhirnya masa awal tahun ajaran dimulai. Semua siswa mulai masuk ke kelas masing-masing sesuai pembagian. Sebelum tahun ajaran baru, kami membagi tugas. Saya yang biasanya di kelas 6, meminta agar dipindah ke kelas 4, dengan alasan ingin menjemput siswa untuk dibawa ke kelas 6. Bukan tanpa alasan, karena 3 tahun saya mendapati kesulitan yang luar biasa. Banyak siswa kelas 6 yang tidak tahu apa-apa. Bahkan dasar matematika saja seperti penjumlahan dan pengurangan tidak mereka kuasai. Jangan ditanya cara menjawab soal HOTS. Soal LOTS saja mereka tidak mampu. Saya mencoba hal ini karena sudah 2 kali saya mencobanya dan berhasil. Anak-anak yang saya bawa dari kelas 4 atau kelas 5 ke kelas 6, merupakan lulusan-lulusan yang sangat mampu bersaing. Bahkan mereka saat ini sudah ada yang menjadi polisi atau kuliah di universitas terbaik negeri dan swasta, baik di kota maupun di pulau Jawa dan Makassar.

Kembali kepada si K, dan tentu saja teman-temannya. Mereka adalah korban pandemi Covid 19. Saat masuk di kelas 1, mereka hanya belajar enam bulan, setelah itu libur pandemi. Mereka mulai masuk sekolah di akhir semester kelas 3. Alhasil, ketika mendapati mereka di kelas 4, pergumulan saya, dan mereka dimulai.

Kurang lebih dua minggu saya mengecualikan materi. Saya fokus tes diagnostik, mengajari dasar matematika, membaca (karena ada 4 yamg belum bisa membaca, dan 3 yang masih mengeja, dari total 22 peserta didik), huruf vokal dan konsonan, tepuk dan salam PPK, serta dasar-dasar lainnya yang saya fikir akan berguna dalam pembelajaran selanjutnya. Dari hasil tes diagnostik, saya kemudian memetakan peserta didik dengan gangguan bahasa, kesulitan bersosial, serta emosi dan minat. Yang tak kalah penting refleksi pengalaman belajar 6 bulan tatap muka pada tahun ajaran sebelumnya.

Saya masih ingat, pada hari kedua, saya meminta mereka merobek kertas. Ada yang pakai penggaris, ada yang melipat baru merobek dari lipatan, ada yang melipat sambil diletakkan di bibir agar basah dan mudah dirobek, ada yang asal robek, ada yang membuat pola kotak, ada yang dirobek sampai kecil sekali, dan si K, membuat saya menangis. Kertasnya masih utuh. Ia berkata bahwa ia takut salah robek, dan gemetar sekali saat saya memandunya untuk percaya diri merobek kertas. Awalnya tampak sulit. Tapi ketika diberi dorongan, dengan yakin ia mulai merobek kertas tersebut menjadi beberapa bagian. Momen ini sempat saya rekam dan tampilkan saat rapat awal tahun ajaran. Beberapa guru sampai menangis, bertanya kepada diri masing-masing tentang fenomena yang terjadi. Hal ini tentu saja semakin melecut dan menggelitik hati saya untuk membantu si K. Setidaknya, ia mampu mengurus dirinya sendiri.

Pada hari ketiga, saya mewajibkan anak-anak untuk membawa bekal dari rumah. Ini saya lakukan untuk melihat cara mereka makan bekal. Selain bahwa saya menerima telpon dari wali K yang mengatakan bahwa K tidak pernah makan bekalnya di sekolah. Tentu saja fokus saya kepada si K, karena saya semakin menaruh perhatian pada pengalaman sebelumnya sembari melihat peluang di bagian apa saja saya bisa membantunya mandiri. And do you know what happened? Ketika saya bertanya, kenapa K tidak makan, ia ternyata tidak bisa membuka ikatan plastik bekalnya (karena bekalnya dimasukkan ke kotak bekal dan dibungkus lagi dengan plastik). Saya kemudian membantunya mengeluarkan bekalnya dari plastik, juga membuka bekalnya. Lagi-lagi K menunjukkan kalau ia tidak mampu menggenggam sendok dengan baik, apalagi menyendok nasi. Akhirnya saya minta ia cuci tangan. Tangan satunya memegang sendok dan tangan satunya membantu menaikkan makanan dan lauk ke sendok, lalu disuap. Setelahnya, ia tidak segan lagi meminta bantuan untuk membukakan tutup botol minumnya. Jadi, saya meminta K agar setiap jam istirahat mengikuti saya ke kantor untuk membantunya makan bekal, sambil bertanya siapa temannya yang ia percaya di dalam kelas. Selama kurang lebih seminggu, K selalu ikut saya makan bekal di kantor sambil saya ajari untuk membuka plastik bekal, membuka kotak bekal, serta membuka tutup botol minumannya. Sampai akhirnya ia bisa mandiri. Di kelas, saya meminta teman yang K sebutkan sebelumnya untuk mendampingi K saat belajar dan makan bekal di kelas.

Tak terasa beberapa minggu kami lalui. Lupa kalau K hanya dititip satu bulan. Saya cukup sedih ketika orang tuanya datang menghadap.

"Pak, sepertinya K tidak jadi pindah ke SLB. K tidak mau. Dia bilang senang dengan bapak dan mau tetap sekolah di sini." Lapor orang tuanya.

Tentu saja saya sangat senang. Karena perhatian saya dalam waktu singkat menciptakan Trustworthiness dalam diri peserta didik. Khususnya K.

"Terima kasih sudah mempercayakan K untuk kami didik. Tapi, kami tetap mohon kerjasama orang tua agar K bisa berkembang lebih baik. " Ujarku.

Menjelang akhir semester satu, kami melakukan refleksi diri. Setiap peserta didik menuliskan pengalaman belajar mereka selama bersama saya. Yang disukai, tidak disukai, saran dan masukan, serta apa saja yang mereka bisa ungkapkan sebagai Refleksi.

K membuat hati saya terenyuh. "Aku sayang sama pak Jupri." Kalimat singkatnya di akhir refleksi sangat menyentuh hati saya. Saya tertegun sejenak. Lalu membaca kembali baris demi baris yang K goreskan melalui penanya pada kertas.

"Aku senang belajar di sini. Aku sudah punya teman, namanya R dan C. Tidak ada lagi yang suka mengolok-olok aku. Aku juga sudah bisa pimpin doa. Aku senang sekolah di sini. Aku sayang sama pak Jupri". Beberapa kali saya membaca dengan perlahan, dan meresapkan dalam lubuk hati. Semoga saya tetap semangat untuk membimbing mereka semua mendapatkan pengalaman belajar yang berharga. Bukan hanya tentang kognitif, tetapi afektif dan psikomotorik mereka berkembang.

Tak terasa satu tahun ajaran telah berlalu. Tiba saatnya merayakan kenaikan kelas. Walau masih banyak kekurangan, tapi setidaknya dua hal yang membuat saya cukup puas. Selain perkembangan K, hanya tersisa dua peserta didik yang kesulitan membaca, karena masih mengeja walau sudah sering diberi waktu belajar tambahan. Overall, cukup menurut saya.

Sayangnya, dengan kepala sekolah baru, saya tidak diperkenankan mengikuti anak-anak ke kelas 5. Saya diminta untuk tetap di kelas 4, khususnya 4B. Tidak mengapa, karena saya yakin setiap guru pasti punya pendekatan yang khas yang mampu membantu membangun kemampuan peserta didik. Selanjutnya kutitipkan mereka pada wali kelas yang baru. Titip juga K dalam pengawasan, agar ia kelak semakin berkembang menjadi manusia dewasa yang berkarakter, mandiri, dan berakhlak mulia.

 

Catatan akhir

Saat pembagian raport, satu ungkapan dari orang tua K yang sangat mengejutkan saya. K di lingkungannya rumahnya menjadi ketua geng. Yeah, walau "anak buah"nya tentu saja yang umur dan badannya lebih kecil dari dia. Setidaknya, pengalaman belajarnya cukup bermakna untuk ia terapkan dalam kehidupan nyata. Semoga kelak kamu menjadi pemimpin yang dikagumi, setidaknya memimpin diri sendiri menjadi manusia dewasa yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan gereja.

Salam sayang selalu untukmu K.

 

 

Minggu, 18 Juni 2023

Teks Narasi Informatif: Untuk PPL Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung

 

Kekayaan Budaya Indonesia Terancam Punah

 

(1) Kekayaan budaya Indonesia terancam punah seiring arus modernisasi yang menjelajah ke setiap pelosok. (2) Banyak warga yang meninggalkan tradisi karena tidak lagi dianggap penting dan tidak selaras dengan peradaban modern. (3) Sebagian memang telah punah, tetapi sebagian lagi masih dilestarikan atau kembali dihidupkan, antara lain lewat berbagai festival budaya yang kini banyak di temui di berbagai daerah Indonesia. (4) Seperti halnya untuk mengembalikan budaya seni ukir Asmat yang unik, pada 1982 mulai diselenggarakan lomba mengukir oleh Keuskupan Agats, Asmat. (5) Akhirnya, lomba ini berkembang menjadi Pesta Budaya Asmat yang digelar tiap tahun sebagai bentuk kerja sama pemerintah daerah dengan Keuskupan Agats.

 


 

Aku Anak Mandiri

 

Aku anggota pramuka yang mandiri. Anggota pramuka dilatih untuk dapat bekerja secara mandiri. Aku selalu berusaha bekerja tanpa bantuan orang lain. Aku selalu menyiapkan peralatan sendiri. Aku menyiapkan dan mengenakan seragam pramuka sendiri.

Aku mengenakan kelengkapan seragam pramuka secara mandiri. Seragam pramuka memiliki banyak kelengkapan. Diantaranya baju seragam lengkap dengan celana atau rok. Baju dilengkapi dengan tanda-tanda pramuka. Ada juga tutup kepala dan setangan leher. Dilengkapi dengan ikat pinggang, kaus kaki, dan sepatu.

Latihan pramuka membuatku menjadi mandiri. Aku sudah dapat mandiri melakukan kegiatan. Aku selalu menyiapkan perlengkapan sekolah secara mandiri. Aku mengerjakan tugas dan merapikan kamar secara mandiri. Untuk dapat mengerjakan kegiatan secara mandiri perlu berlatih. Latihan akan menyenangkan jika dikerjakan secara bersama-sama. Dalam pramuka, aku berlatih mengerjakan tugas secara mandiri bersama teman-teman.


 

GEDUNG SATE

Gedung Sate adalah sebuah bangunan bersejarah yang ada di pusat kota Bandung. Disebut sebagai Gedung Sate karena gedung ini mempunyai ciri khas yang unik, yaitu ornamen 6 tusuk sate yang ada di atas menara sentral. 6 tusuk sate ini melambangkan 6 juta Gulden yang dipakai untuk membangun gedung berwarna putih ini pada masanya. Gedung ini sangat terkenal tidak hanya di kota Bandung saja, melainkan juga sudah terkenal di Jawa Barat dan Indonesia.

 

Tidak hanya bangunannya saja yang sangat disukai, namun juga unsur pelengkap bangunan tersebut berupa taman yang sangat terawat dengan baik. Taman di sekeliling Gedung Sate adalah lokasi favorit untuk wisatawan berfoto-foto, baik berfoto biasa untuk kenang-kenangan maupun foto untuk pengantin dan pengambilan gambar untuk film. Setiap hari Minggu, selain ramai dengan kegiatan wisata, kawasan taman ini juga ramai dikunjungi orang yang ingin bersantai dan berolahraga ringan.


 

KEMAMPUAN ADAPTASI HEWAN

 

Bunglon merupakan hewan unik yang memiliki kemampuan mimikri. Mimikri adalah kemampuan hewan untuk memakai bagian tubuhnya atau warna kulitnya agar dapat menyerupai sesuatu, bisa saja hewan lainnya, benda, perilaku atau bahkan suara. Mimikri tidak berarti hewan mengubah tubuhnya tetapi hanya menyesuaikan tubuhnya sesuai lingkungan atau hewan lain. Umumnya hewan-hewan yang memiliki kemampuan ini memilih tempat tinggal yang sesuai dengan bentuk atau warna tubuhnya sehingga dapat dimanfaatkan untuk berburu atau berlindung.

Salah satu hewan yang juga memiliki kemampuan khusus adalah cecak. Ciri khusus hewan cicak yang sangat identik adalah memiliki telapak kaki dengan sistem perekat. Sistem perekat pada cicak ini dibangun oleh telapak kaki yang beralur paralel. Alur yang dimiliki pada kaki cicak ini memungkinkan cicak untuk menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset. Selain itu, kemampuan cecak yang unik adalah kemampuan autotomi. Kemampuan autotomi adalah kemampuan untuk memutuskan bagian tubuh, khususnya ekor pada cecak, untuk mengelabui musuhnya.

Belalang sembah juga merupakan hewan unik yang mampu berkamuflase. Kamuflase adalah tingkah laku hewan yang mencari tempat yang sama warnanya dengan warna tubuh hewan tersebut. Hal ini bertujuan agar ia tidak terlihat oleh musuhnya. Dengan berada di tempat yang warnanya sama, hewan tersebut berharap musuh akan sulit menemukannya. Selain ada hewan yang mempunyai warna tubuh yang sudah mirip dengan lingkungannya, ada juga hewan yang benar-benar bisa mengubah warna atau bentuk tubuhnya.


 

ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL

 

Delman merupakan salah satu transportasi tradisional yang sudah ada sejak dulu. Delman umumnya diekndarai oleh pak kusir dengan kendaraan beroda dua dan ditarik oleh seekor kuda. Dahulu delman digunakan untuk mengangkut penumpang. Namun sekarang ini, delman hanya ada di beberapa daerah tertentu saja, misalnya Semarang, Yogyakarta, Solo, Magelang, dan lainnya. Sedangkan di kota lainnya, delman hanya digunakan untuk trasnportasi hanya dijadikan kendaraan wisata.

Selain delman, alat transportasi tradisional lainnya yang masih eksis adalah becak. Transportasi yang satu ini masih eksis hingga sekarang di beberapa daerah di Indonesia. Becak merupakan transportasi tradisional roda tiga. Cara kerja trasnportasi ini adalah dengan menggunakan tenaga manusia, yaitu dikayuh oleh supirnya, kemudian penumpang berada di bagian depan. Seiring dengan berkembangnya zaman, becak juga semakin inovatif. Dimana sekarang ini, becak sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia. Melainkan digerakkan menggunakan sepeda motor. Tak hanya di Indonesia, becak juga mudah ditemui di negara lain seperti India, Vietnam, dan juga Malaysia.

Bajaj adalah transportasi umum yang menggunakan mesin sebagai penggeraknya. Moda trasnportasi ini memiliki ciri khas yaitu beroda tiga dan memiliki bunyi yang cukup berisik. Di Kota Jakarta, bajaj masih diizinkan beroprasi, namun hanya di beberapa daerah saja.

Jumat, 05 November 2021

TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN, PGSD BI | TUGAS UT PGSD BI

 TUGAS TUTORIAL 1
 TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN, PGSD BI | TUGAS UT PEGSD BI
 
  1. Jelaskan definisi tes, assesmen, dan evaluasi!
  2. Jelaskan fungsi penilaian dalam pembelajaran!
  3. Jelaskan keterbatasan tes objektif dalam evaluasi pembelajaran!
  4. Mengapa aspek afektif penting dalam evaluasi? Jelaskan!
  5. Bagaimana anda menjelaskan materi yang belum diberikan tetapi saat pretest dilaksanakan, siswa dapat menjawab dengan baik?
  6. Buatkan perencanaan tes dari beberapa kompetensi dasar mapel tertentu untuk pendistribusian di 40 soal! (mengacu kepada format 2.63 modul 2)
 
Jawaban:
1.       Berikut ini adalah definisi dari tes, asesmen, dan evaluasi:
  • Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah. Tes juga dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut Pendidikan di mana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Apabila ada seperangkat tugas atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar atau salah maka itu bukan tes (Zainul dan Nasoetion, 1997).
  • Asesmen merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
  • Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program Pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi Pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen Pendidikan, dan reformasi Pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk mengingkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu Lembaga dalam melaksanakan programnya.
 
2.       Fungsi penilaian dalam pembelajaran tentu saja bergantung pada jenis tes yang diberikan, sebab masing-masing tes memiliki tujuannya masing-masing. Setidaknya ada 7 jenis tes dan fungsinya sebagai berikut:
 
 
a.     Tes Seleksi dan fungsinya
Tes seleksi dimaksudkan untuk menyeleksi dan memilih calon yang dapat diterima untuk menghasilkan calon-calon terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program. Misalnya saat akan mengikuti Olimpiade Sains-Matematika, sekolah akan menyeleksi terlebih dahulu peserta didik yang dapat mewakili sekolahnya dengan melakukan tes seleksi, sampai pada tingkat gugus, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Interpretasi hasil tes seleksi dapat menggunakan Penilaian Acuan Kriteria (PAK) dan Pendekatan Acuan Norma (PAN) jika yang lulus seleksi lebih banyak dari formasi yang tersedia.
b.       Tes penempatan dan fungsinya
Tes penempatan dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa dalam satu kelompok yang relative homogen kemampuan atau keterampilannya. Jika sebaran kemampuan dan keterampilan siswa cenderung homogen, maka program-program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien serta output yang dihasilkan akan lebih berkualitas.
c.        Pre Test – Post Test dan fungsinya
Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan, artinya pre-test diberikan sebelum treatmen atau pengajaran dilaksanakan. Sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program atau pembelajaran setelah mereka mengikuti program atau pembelajaran tersebut. Dengan demikian pre test – post test dapat digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
d.       Tes formatif dan fungsinya
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika banyak siswa yang tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka program pembelajaran tersebut harus diulang, bisa dengan remidial atau diprogramkan ulang dengan penyesuaian dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
e.       Tes diagnostik dan fungsinya
Tes diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran, dengan demikian tes diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal untuk menentukan dan memperbaiki atau menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu pelajaran.
f.         Tes sumatif dan fungsinya
Tes sumatif dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian tes sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
g.       Tes unjuk kerja dan fungsinya
Tes unjuk kerja dimaksudkan untuk menilai performance siswa dalam menghayati atau menghasilkan suatu karya atau hasil belajar.

 

3.       Keterbatasan tes objektif dalam evaluasi pembelajaran antara lain:
    • Pada kenyataannya, butir soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya mengukur proses berfikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
    • Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian.
    • Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
    • Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.
4.       Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting sebab keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajaran tersebut sehingga mereka dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dengan mengetahui kemampuan afektif siswa dalam melaksanakan evaluasi, sebagai guru, akan mudah menyusun program belajar selanjutnya sehingga tingkat afektif siswa semakin menunjukkan angka positif.

5.       Apabila ada materi yang belum diberikan tetapi saat pretest dilaksanakan, siswa dapat menjawab dengan baik, maka materi tersebut tidak perlu lagi dijelaskan. Hal ini bisa terjadi karena bisa saja materi yang akan diberikan sudah disampaikan pada kelas sebelumnya, atau KD yang terkait dengan materi tersebut sudah tersampaikan sebelumnya. Bisa juga karena peserta didik saat ini sudah bisa mengakses teknologi dengan baik sehingga mereka dapat menguasai materi lebih cepat melalui media teknologi atau buku paket yang disediakan, termasuk juga antusiasme orang tua dalam mengikutkan putra putri mereka dalam bimbingan belajar profesional. Dalam hal ini, guru cukup focus pada bagian-bagian materi yang masih belum dikuasai oleh siswa. Jika memungkinkan ada sebagian kecil siswa yang belum menguasai, kita bisa mengelompokkan mereka dengan yang sudah mampu (tutor sebaya) sehingga diharapkan semua siswa mampu menguasai materi yang dimaksud.

TUGAS 3 STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD | TUGAS UT BI PGSD

TUGAS KE-3
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
  1. Sebutkan tujuan dan komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran!
  2. Sebagai seorang guru tentunya mampu menyebutkan pendekatan dalam mengelola kelas. sebutkan!
  3. Sebutkan enam fungsi remidial!
  4. Sebutkan strategi penanganan disiplin kelas dalam menangani gangguan ringan dan berat!
  5. Sebutkan faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran!
Jawaban:
1. Tujuan keterampilan membuka pembelajaran:
    • Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
    • Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
    • Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
    • Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
    • Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan keterampilan menutup pelajaran:
    • Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung
    • Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani
    • Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasi.
Komponen Keterampilan Membuka pelajaran:
    • Menarik perhatian siswa: dengan cara memvariasikan gaya mengajar, menggunakan alat-alat bantu, dan penggunaan interaksi yang bervariasi.
    • Menimbulkan motivasi: caranya dengan sikap hangat dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat siswa.
    • Memberi acuan: bisa dengan cara mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
    • Membuat kaitan: mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Komponen Keterampilan Menutup pelajaran:


    • Meninjau kembali (mereviu): dapat dilakukan dengan merangkum isi pelajaran dan membuat ringkasan.
    • Menilai (mengevaluasi): dapat dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan, mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru, menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas, serta memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa.
    • Memberikan tindak lanjut: misalnya memberikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, termasuk PR, serta memberikan tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan konsep yang baru saja dipelajari.
2. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta keterampilan guru untuk mengembalikan kondisi belajar yang terganggu kea rah kondisi belajar yang optimal. Adapun pendekatan- pendekatan dalam mengelola kelas, antara lain:
    • Pendekatan otoriter: memandang pengelolaan kelas sebagai proses mengontrol perilaku siswa.
    • Pendekatan permisif: usaha untuk memaksimalkan kebebasan siswa dan membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan arti “pengelolaan: itu sendiri.
    • Pendekatan modifikasi tingkah laku: serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku yang baik, dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
    • Adanya asumsi bahwa proses belajar dapat dimaksimalkan dalam iklim kelas yang positif. Pengelolaan kelas merupakan proses penciptaan iklim sosioemosional yang positif di dalam kelas.
    • Adanya asumsi bahwa perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, guru berperan menguatkan perkembangan kelompok yang efektif.
Pendekata a dan b bukanlah pengelolaan kelas yang efektif karena tidak dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, sedangkan pendekatan 3, 4, dan 5 masing-masing memiliki tingkat kefektifannya sendiri-sendiri.

 

3. Ada enam fungsi remidial, yaitu:
    • Fungsi Korektif: yaitu memperbaiki cara mengajar dan cara belajar.
    • Fungsi pemahaman: karena dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun siswa.
    • Fungsi penyesuaian: karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
    • Fungsi pengayaan:  karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran regular biasa.
    • Fungsi akselerasi: karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
    • Fungsi terapeutik: karena melalui kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi.
4. Strategi penanganan disiplin kelas dalam menangani gangguan ringan, yaitu:
    • Mengabaikan: gangguan kecil dan ringan yang dianggap tidak memengaruhi yang lain dapat diabaikan saja.
    • Menatap agak lama: salah satu cara mengatasi gangguan ringan adalah dengan menatap agak lama siswa yang membuat gangguan.
    • Menggunakan tanda nonverbal: tanda nonverbal adalah tanda-tanda berupa Gerakan tubuh, misalnya Gerakan mengangkat tangan, menggeleng, membuat huruf T dengan kedua telapak tangan, atau menaruh jari telunjuk di atas bibir.
    • Mendekati: gerak mendekati siswa akan menyebabkan siswa yang melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatan atau gangguan yang ia buat sudah diketahui oleh guru.
    • Memanggil nama: memanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana.
    • Mengabaikan secara sengaja siswa yang tampaknya suka mencari perhatian.
Strategi penanganan disiplin kelas dalam menangani gangguan berat, yaitu:
    • Memberi hukuman: gunakan hukuman hanya jika dianggap sangat perlu terhadap siswa yang melakukan gangguan berat. Sebisa mungkin untuk menghindari penggunaan hukuman dalam mendidik siswa. Memberikan hukuman dapat dimulai dengan hukuman yang ringan. Selain itu hukuman harus diberikan secara adil sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Ketika memberi hukuman, ajarkan juga atau mencontohkan yang semestinya dilakukan, serta berhati-hatilah dalam memberikan hukuman, pertimbangkan dampaknya bagi siswa, orang tua dan sekolah.
    • Melibatkan orang tua: Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya membuat laporan secara teratur kepada orang tua terkait kemajuan anaknya. Laporan bisa berupa buku penghubung antara guru dan orang tua, sehingga apabila siswa melakukan pelanggaran, guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta orang tua ikut menangani masalah itu. Selanjutnya, guru tetap melaporkan kemajuan atau perbaikan yang sudah terjadi pada siswa tersebut.
5. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Isi (content) pelajaran
b. Bahan pelajaran
c. Strategi pembelajaran
d. Perilaku guru
e. Menstrukturkan pelajaran
f. Lingkungan belajar
g. Pebelajaran
h. Durasi pembelajaran
i. Lokasi pembelajaran

Kamis, 04 November 2021

TUGAS 2 STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD | SOAL & JAWABAN TUGAS UT

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD
TUGAS KE-2

Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Sebutkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran klasikal!
2. Sebutkan faktor perkembangan kemampuan siswa!
3. Sebutkan aspek yang terdapat dalam materi pembelajaran!
4. Sebutkan manfaat media pembelajaran!
5. Sebutkan faktor pemilihan media pembelajaran yang tepat!
Jawaban:
1. Prinsip-prinsip dalam pembelajaran klasikal, yaitu:
  • Sistematis: dalam pembelajaran klasikal, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sukar, atau dari yang sifatnya konkret ksampai pada yang abstrak.
  • Perhatian dan aktivitas: prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal, guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Di samping itu, guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian dan motivasi dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan penting karena dapat memengaruhi motivasi belajar siswa.
  • Media Pembelajaran: penggunaan media pembelajaran dapat mengoptimalkan efektivitas pembelajaran klasikal. Selain itu, salah satu keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
  • Latihan dan penugasan: untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, guru prtlu memberikan latihan-latihan atau penugasan, tetapi hendaknya tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
2. Faktor-faktor perkembangan kemampuan siswa, antara lain:
  • Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu :
    • Faktor Fisiologis: Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu, baik karena perbedaan postur tubuh (tonus jasmani), maupun karena penyakit (fungsi jasmani). 
    • Faktor Psikologis: Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial  anak.
  • Faktor Eksternal, yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Macam-macam faktor eksternal yaitu :
    • Faktor Biologis: Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupannya dari pihak ayah dan ibu kandung.
    • Faktor Physis: Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
    • Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi: Dalam proses perkembangannya, seorang anak pasti memerlukan biaya. Bukan hanya biaya untuk makan dan minum di rumah, tetapi juga untuk membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. 
    • Faktor Cultural: Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
    • Faktor Religious: Proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama yang diyakini sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.
3. Aspek-aspek yang terdapat dalam materi pembelajaran terdiri atas:
  • Aspek Konsep (concept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu. Artinya guru akan memilih metode mana yang dianggap sesuai jika akan mengajar tentang konsep, begitu juga dengan aspek lainnya.
  • Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu.
  • Aspek Prinsip (principle), merupakan sibstansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.
  • Aspek Proses (process), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan, peristiwa atau tindakan.
  • Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
  • Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, serta berpikir sistematis, logis, taktis, kritis, inovatif, dan ilmiah.
  • Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

 

4. Manfaat media pembelajaran antara lain:
  • Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara verbal langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran, misalnya tentang arus listrik dalam rangkaian listrik sederhana.
  • Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, misalnya menghadirkan serial gambar atau tayangan video tentang jenis-jenis binatang buas berdasarkan habitat, cara mendapatkan makanan dan jenis makanannya.
  • Menampilkan objek yang terlalu bersar atau kecil. Misalnya menggunakan miniatur kapal, pesawat, dan mobil untuk menjelaskan moda transportasi, dan gambar semut serta virus untuk menjelaskan tentang objek0objek yang kecil.
  • Memperlihatkan Gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Dengan menggunakan teknik Gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau ledakan. Demikian juga dengan metode cepat (time lapse) untuk melihat proses pertumbuhan kecambah atau proses mekarnya bunga.
Selain itu, manfaat-manfaat lainnya yang didapat apabila menggunakan media pembelajaran adalah:
    • Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
    • Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.
    • Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
    • Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
    • Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.
    • Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.
    • Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
5. Kegiatan pemilihan media pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Untuk itu, dalam memilih media pembelajaran, hendaknya memerhatikan faktor-faktor pemilihan media pembelajaran yang tepat yang didasarkan pada:
  • Tujuan pemilihan media pembelajaran: Memilih media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas, baik sebagai pendukung kegiatan belajar yang bersifat individual atau klasikal, ataukah untuk pemberian infomasi yang sifatnya umum atau hiburan saja.  Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai jenis media pembelajaran beserta karakteristiknya.
  • Karakteristik media pembelajaran: Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu guru miliki dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran ini. 
  • Alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih: Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari berbagai pilihan (alternatif) yang ada. Namun, alternatif pemilihan media hendaknya memerhatikan rencana pembelajaran yang telah disusun (RPP), sasaran belajar, tingkat keterbacaan media (reliability), situasi dan kondisi serta objektivitas.

TUGAS 1 : Strategi Pembelajaran di SD

 TUGAS KE-1

1.      Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud motivasi intrinsik dan ekstrinsik!

2.      Sebutkan tujuan pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wagger!

3.      Sebutkan dan jelaskan tahap keterampilan intelektual!

4.      Sebutkan hukum yang dikemukakan Edward L. Thorndike!

5.      Sebutkan perbedaan pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok!

6.      Sebutkan model social dalam pembelajaran!

7.      Sebagai seorang guru tentunya memahami model pemrosesan informasi. Sebutkan!

Jawaban:

1.      Motivasi intrinsik disebut juga motivasi internal atau motivasi murni karena muncul dari dalam dirinya sendiri. Disebut motivasi intrinsik apabila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, serta adanya keinginan menguasai kemampuan yang terkandung dalam tujuan pembelajaran, maka motivasi belajarnya akan muncul dengan kuat.



Motivasi ekstrinsik disebut juga motivasi eksternal. Artinya motivasi yang datang dari luar dirinya atau bukan karena keinginan dirinya akan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, melainkan adanya faktor dari luar atau faktor eksternal yang memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contohnya adalah seorang siswa ingin mendapatkan nilai tinggi bukan karena merasa materi itu penting bagi dirinya, melainkan karena ada reward atau hadiah yang diberikan apabila mendapatkan nilai yang tinggi. Singkatnya, motivasi eksternal memungkinkan seseorang untuk meraih sesuatu di luar tujuan pembelajaran yang mereka pelajari.

2.      Tujuan atau hasil pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wagger (1992) dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu:

a.       Keterampilan Intelektual, yaitu keterampilan pikiran atau kognitif.

b.      Strategi kognitif, yaitu suatu proses kontrol internal yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berfikir.

c.       Informasi verbal, yaitu nama atau label, fakta, dan pengetahuan. Seseorang dikatakan memiliki informasi verbal apabila telah mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya.

d.      Keterampilan motorik, yaitu kegiatan-kegiatan fisik yang digabung dengan keterampilan-keterampilan psikis.

e.       Sikap (afektif), yaitu salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang merupakan bagian dari tujuan Pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah kognitif dan psikomotorik. Sikap yang dimiliki seseorang akan memengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu objek, orang atau peristiwa.

3.      Menurut Gagne, Briggs, dan Wagger (1992), tahap-tahap keterampilan intelektual terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

a.       Diskriminasi-diskriminasi: merupakan kemampuan membandingkan benda-benda secara fisik, apakah benda tersebut sama atau berbeda dengan yang lain. Tahap ini sebagai prasyarat untuk menguasai tahap selanjutnya, yaitu Konsep-konsep Konkret.

b.      Konsep-konsep konkret: menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek seperti bentuk, warna dan ukuran. Disebut konsep-konsep konkret karena menyangkut objek yang konkret atau nyata dan jelas yang bisa dipersepsi oleh indera. Tahap ini diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai tahap selanjutnya, yaitu Aturan-aturan dan Konsep-konsep Terdefinisi.

c.       Konsep terdefinisi: seseorang dikatakan telah memahami suatu konsep terdefinisi bila orang tersebut dapat menjelaskan dengan cara memberikan contoh atau mendemonstrasikan atribut-atribut objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan. Tahap ini dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menguasi tahap selanjutnya, yaitu tahap Aturan-aturan Tingkat Tinggi.

d.      Aturan-aturan: seseorang dikatakan telah dapat menggunakan aturan-aturan apabila perilakunya atau ia melakukan pekerjaan telah sesuai dengan aturan peraturan tersebut. Tahap ini digunakan untuk dapat melakukan tahap selanjutnya, yaitu tahap Pemecahan Masalah.

e.       Aturan-aturan tingkat tinggi - Pemecahan Masalah: Untuk memeroleh aturan-aturan tingkat tinggi, aturan-aturan yang mendasarinya harus telah dikuasi terlebih dahulu. Aturan tingkat tinggi tersebut akan ditemukan dalam pemecahan masalah.

4.      Hukum yang dikemukakan Edward L. Thorndike adalah sebagai berikut:

a.       Hukum kesiapan (law of readiness) yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf individu.

b.      Hukum latihan atau pengulangan (law of exercise or repetition) yang menyatakan bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terbentuk apabila sering dilatih dan diulang-ulang.

c.       Hukum akibat (law of effect) yang menyatakan bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terjadi apabila adanya akibat yang menyenangkan. Bila stimulus dan respon tersebut dihargai negatif, maka akan terjadi penurunan motivasi.

5.       Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:

Belajar Kooperatif

Belajar Kelompok

Memiliki beragam model dan teknik

Hanya memiliki satu model, yaitu beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok

Memiliki struktur, jumlah, dan teknik tertentu

Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan tugas tertentu Bersama-sama`

Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu

Menimbulkan gejala ketergantungan antaranggota kelompok

Belajar kooperatif menggalang potens sosialisasi di antara anggotanya

Sangat tergantung dari niat baik setiap anggota kelompok

 6.      Model-model sosial  dalam pembelajaran, yaitu:

a.       Partner dalam belajar

b.      Investigasi kelompok

c.       Bermain peran (role play)

d.      Inkuiri yurisprudensi

e.       Kepribadian dan gaya belajar

f.        Inkuiri sosial

 7.      Model-model pemrosesan informasi, yaitu:

a.       Berpikir induktif

b.      Pencapaian konsep

c.       Inkuiri ilmiah

d.      Latihan inkuiri

e.       Mnemonic

f.        Sinektik

g.       Pengorganisasian awal (advance organizer)

h.      Penyesuaian dengan pebelajar

Selasa, 02 Juni 2020

PENGERTIAN EVOLUSI DAN EVOLUSI MANUSIA - Anthropogenesis

 PENGERTIAN EVOLUSI DAN EVOLUSI MANUSIA - Anthropogenesis | Evolusi adalah suatu proses alami di mana setiap kehidupan terus berubah dari generasi ke generasi. Setiap individu organisme mewarisi karakternya masing-masing dari orang tua mereka melalui sifat gen yang diturunkan. Perubahan (mutasi) gen pada suatu individu dapat menimbulkan karakter baru pada keturunan berikutnya. Bila karakter baru itu membuat si individu lebih cocok dengan lingkungannya, maka mereka akan lebih sukses dalam bertahan hidup dan memproduksi keturunan.Sebaliknya, bila karakter tersebut membuat si individu baru kurang bertahan, karakter tersebut lambat laun akan hilang dari populasi organisme tersebut. Proses ini disebut sebagai seleksi alam. Seleksi alam menyebabkan karakter-karakter yang positif semakin banyak muncul dalam populasi. Dan setelah melewati banyak sekali generasi, suatu populasi dapat memiliki banyak karakter baru yang berbeda dari karakter nenek moyangnya sehingga muncullah spesies baru. Lalu, bila dilihat dari judul tulisan ini, akankah suatu saat manusia berubah (dengan cepat) menjadi spesies lain lagi? Mungkin, Sebuah studi genetika baru-baru ini menunjukkan bahwa berbagai ras manusia menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya akibat proses evolusi yang semakin cepat. Dalam 5000 tahun terakhir, perubahan gen manusia terjadi 100 kali lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Hal ini bertolak belakang dengan kepercayaan lama yang menyebutkan bahwa evolusi manusia telah berhenti pada saat ini.

Para ahli dari University of Utah, Salt Lake City, US, menyebutkan bahwa gen manusia berevolusi dengan cepat di benua Eropa, Asia dan Afrika. Namun perubahan tersebut berbeda-beda sesuai dengan benua asalnya. Akibatnya, manusia secara genetik menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya. Contoh karakter yang semakin muncul adalah mata biru dan kulit putih di Eropa Utara serta ketahanan terhadap malaria di Afrika. Menurut mereka, hal itu terjadi karena turunnya tingkat kawin mawin antar benua dibanding pada masa nenek moyang manusia modern meninggalkan Afrika untuk menyebar ke seluruh dunia. Walau demikian, kecepatan evolusi manusia tidak berkurang sejak masa itu. Para ahli juga menduga kalau evolusi tersebut akan terus berlanjut. Lima ribu tahun merupakan waktu yang sangat singkat bila menyangkut sebuah proses evolusi. Namun dalam evolusi manusia ini, hanya dalam 100 sampai 200 generasi, gen yang menguntungkan dan terseleksi telah dimiliki oleh 30%-40% populasi manusia.Salah satu faktor yang menyebabkan evolusi cepat ini adalah perubahan lingkungan. Pola dan bahan makanan kita berubah dengan cepat, demikian juga dengan timbulnya berbagai penyakit. Ini semua memaksa spesies manusia untuk ’berubah’, agar dapat terus bertahan hidup walau apa pun yang terjadi.

Evolusi manusia, atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang mengenai munculnya homo sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa typological spesies Homo telah berkembang. Termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa. Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu.

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

Ciri-ciri Fisik

Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).

Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan. Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Ciri-Ciri Mental

Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38). Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin. Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik. Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

Habitat

Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia. Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.

Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang. Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.

Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.

Populasi

Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Asal Mula

Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.

Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:

Perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan. pngurangan gigi taring, penggerak bipedal (dua kaki), perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).

Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.

Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).

Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

Kerohanian dan Agama

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Animisme

Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.

Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut. Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa. Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.

Mistikme

Barangkali merupakan praktek kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.

Politheisme

Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, terkadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.

Monotheisme

Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan malampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak. Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu. Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama sementara. Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali / wakil dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas (atau dapat berdosa) atau melakukan hal yang bertentangan dengan alam. Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis. Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.

Sang Individu

Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.

Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

Emosi

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

Seksualitas

Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Tubuh

penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang. Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi). Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan. Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).

Masyarakat

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.

Bahasa

Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.

Agama

Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.

Keluarga dan teman sepergaulan

Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung. Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya. Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

Suku, bangsa dan negara bagian

Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.

Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

Kebudayaan dan peradaban

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).

Renungan diri

Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.

Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).

Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.

Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.

Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.