TUGAS KE-1
1. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud motivasi intrinsik dan ekstrinsik!
2. Sebutkan tujuan pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wagger!
3. Sebutkan dan jelaskan tahap keterampilan intelektual!
4. Sebutkan hukum yang dikemukakan Edward L. Thorndike!
5. Sebutkan perbedaan pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok!
6. Sebutkan model social dalam pembelajaran!
7. Sebagai seorang guru tentunya memahami model pemrosesan informasi. Sebutkan!
Jawaban:
1. Motivasi intrinsik disebut juga motivasi internal atau motivasi murni karena muncul dari dalam dirinya sendiri. Disebut motivasi intrinsik apabila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, serta adanya keinginan menguasai kemampuan yang terkandung dalam tujuan pembelajaran, maka motivasi belajarnya akan muncul dengan kuat.
Motivasi ekstrinsik disebut juga motivasi eksternal. Artinya motivasi yang datang dari luar dirinya atau bukan karena keinginan dirinya akan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, melainkan adanya faktor dari luar atau faktor eksternal yang memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contohnya adalah seorang siswa ingin mendapatkan nilai tinggi bukan karena merasa materi itu penting bagi dirinya, melainkan karena ada reward atau hadiah yang diberikan apabila mendapatkan nilai yang tinggi. Singkatnya, motivasi eksternal memungkinkan seseorang untuk meraih sesuatu di luar tujuan pembelajaran yang mereka pelajari.
2. Tujuan atau hasil pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wagger (1992) dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu:
a. Keterampilan Intelektual, yaitu keterampilan pikiran atau kognitif.
b. Strategi kognitif, yaitu suatu proses kontrol internal yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berfikir.
c. Informasi verbal, yaitu nama atau label, fakta, dan pengetahuan. Seseorang dikatakan memiliki informasi verbal apabila telah mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya.
d. Keterampilan motorik, yaitu kegiatan-kegiatan fisik yang digabung dengan keterampilan-keterampilan psikis.
e. Sikap (afektif), yaitu salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang merupakan bagian dari tujuan Pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah kognitif dan psikomotorik. Sikap yang dimiliki seseorang akan memengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu objek, orang atau peristiwa.
3. Menurut Gagne, Briggs, dan Wagger (1992), tahap-tahap keterampilan intelektual terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
a. Diskriminasi-diskriminasi: merupakan kemampuan membandingkan benda-benda secara fisik, apakah benda tersebut sama atau berbeda dengan yang lain. Tahap ini sebagai prasyarat untuk menguasai tahap selanjutnya, yaitu Konsep-konsep Konkret.
b. Konsep-konsep konkret: menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek seperti bentuk, warna dan ukuran. Disebut konsep-konsep konkret karena menyangkut objek yang konkret atau nyata dan jelas yang bisa dipersepsi oleh indera. Tahap ini diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai tahap selanjutnya, yaitu Aturan-aturan dan Konsep-konsep Terdefinisi.
c. Konsep terdefinisi: seseorang dikatakan telah memahami suatu konsep terdefinisi bila orang tersebut dapat menjelaskan dengan cara memberikan contoh atau mendemonstrasikan atribut-atribut objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan. Tahap ini dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menguasi tahap selanjutnya, yaitu tahap Aturan-aturan Tingkat Tinggi.
d. Aturan-aturan: seseorang dikatakan telah dapat menggunakan aturan-aturan apabila perilakunya atau ia melakukan pekerjaan telah sesuai dengan aturan peraturan tersebut. Tahap ini digunakan untuk dapat melakukan tahap selanjutnya, yaitu tahap Pemecahan Masalah.
e. Aturan-aturan tingkat tinggi - Pemecahan Masalah: Untuk memeroleh aturan-aturan tingkat tinggi, aturan-aturan yang mendasarinya harus telah dikuasi terlebih dahulu. Aturan tingkat tinggi tersebut akan ditemukan dalam pemecahan masalah.
4. Hukum yang dikemukakan Edward L. Thorndike adalah sebagai berikut:
a. Hukum kesiapan (law of readiness) yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf individu.
b. Hukum latihan atau pengulangan (law of exercise or repetition) yang menyatakan bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terbentuk apabila sering dilatih dan diulang-ulang.
c. Hukum akibat (law of effect) yang menyatakan bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terjadi apabila adanya akibat yang menyenangkan. Bila stimulus dan respon tersebut dihargai negatif, maka akan terjadi penurunan motivasi.
5. Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:
Belajar Kooperatif
Belajar Kelompok
Memiliki beragam model dan teknik
Hanya memiliki satu model, yaitu beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok
Memiliki struktur, jumlah, dan teknik tertentu
Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan tugas tertentu Bersama-sama`
Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu
Menimbulkan gejala ketergantungan antaranggota kelompok
Belajar kooperatif menggalang potens sosialisasi di antara anggotanya
Sangat tergantung dari niat baik setiap anggota kelompok
6. Model-model sosial dalam pembelajaran, yaitu:
a. Partner dalam belajar
b. Investigasi kelompok
c. Bermain peran (role play)
d. Inkuiri yurisprudensi
e. Kepribadian dan gaya belajar
f. Inkuiri sosial
7. Model-model pemrosesan informasi, yaitu:
a. Berpikir induktif
b. Pencapaian konsep
c. Inkuiri ilmiah
d. Latihan inkuiri
e. Mnemonic
f. Sinektik
g. Pengorganisasian awal (advance organizer)
h. Penyesuaian dengan pebelajar
0 komentar :
Posting Komentar