Jumat, 05 November 2021

TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN, PGSD BI | TUGAS UT PGSD BI

 TUGAS TUTORIAL 1
 TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN, PGSD BI | TUGAS UT PEGSD BI
 
  1. Jelaskan definisi tes, assesmen, dan evaluasi!
  2. Jelaskan fungsi penilaian dalam pembelajaran!
  3. Jelaskan keterbatasan tes objektif dalam evaluasi pembelajaran!
  4. Mengapa aspek afektif penting dalam evaluasi? Jelaskan!
  5. Bagaimana anda menjelaskan materi yang belum diberikan tetapi saat pretest dilaksanakan, siswa dapat menjawab dengan baik?
  6. Buatkan perencanaan tes dari beberapa kompetensi dasar mapel tertentu untuk pendistribusian di 40 soal! (mengacu kepada format 2.63 modul 2)
 
Jawaban:
1.       Berikut ini adalah definisi dari tes, asesmen, dan evaluasi:
  • Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah. Tes juga dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut Pendidikan di mana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Apabila ada seperangkat tugas atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar atau salah maka itu bukan tes (Zainul dan Nasoetion, 1997).
  • Asesmen merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
  • Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program Pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi Pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen Pendidikan, dan reformasi Pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk mengingkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu Lembaga dalam melaksanakan programnya.
 
2.       Fungsi penilaian dalam pembelajaran tentu saja bergantung pada jenis tes yang diberikan, sebab masing-masing tes memiliki tujuannya masing-masing. Setidaknya ada 7 jenis tes dan fungsinya sebagai berikut:
 
 
a.     Tes Seleksi dan fungsinya
Tes seleksi dimaksudkan untuk menyeleksi dan memilih calon yang dapat diterima untuk menghasilkan calon-calon terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program. Misalnya saat akan mengikuti Olimpiade Sains-Matematika, sekolah akan menyeleksi terlebih dahulu peserta didik yang dapat mewakili sekolahnya dengan melakukan tes seleksi, sampai pada tingkat gugus, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Interpretasi hasil tes seleksi dapat menggunakan Penilaian Acuan Kriteria (PAK) dan Pendekatan Acuan Norma (PAN) jika yang lulus seleksi lebih banyak dari formasi yang tersedia.
b.       Tes penempatan dan fungsinya
Tes penempatan dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa dalam satu kelompok yang relative homogen kemampuan atau keterampilannya. Jika sebaran kemampuan dan keterampilan siswa cenderung homogen, maka program-program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien serta output yang dihasilkan akan lebih berkualitas.
c.        Pre Test – Post Test dan fungsinya
Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan, artinya pre-test diberikan sebelum treatmen atau pengajaran dilaksanakan. Sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program atau pembelajaran setelah mereka mengikuti program atau pembelajaran tersebut. Dengan demikian pre test – post test dapat digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
d.       Tes formatif dan fungsinya
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika banyak siswa yang tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka program pembelajaran tersebut harus diulang, bisa dengan remidial atau diprogramkan ulang dengan penyesuaian dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
e.       Tes diagnostik dan fungsinya
Tes diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran, dengan demikian tes diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal untuk menentukan dan memperbaiki atau menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu pelajaran.
f.         Tes sumatif dan fungsinya
Tes sumatif dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian tes sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
g.       Tes unjuk kerja dan fungsinya
Tes unjuk kerja dimaksudkan untuk menilai performance siswa dalam menghayati atau menghasilkan suatu karya atau hasil belajar.

 

3.       Keterbatasan tes objektif dalam evaluasi pembelajaran antara lain:
    • Pada kenyataannya, butir soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya mengukur proses berfikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
    • Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian.
    • Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
    • Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.
4.       Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting sebab keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajaran tersebut sehingga mereka dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dengan mengetahui kemampuan afektif siswa dalam melaksanakan evaluasi, sebagai guru, akan mudah menyusun program belajar selanjutnya sehingga tingkat afektif siswa semakin menunjukkan angka positif.

5.       Apabila ada materi yang belum diberikan tetapi saat pretest dilaksanakan, siswa dapat menjawab dengan baik, maka materi tersebut tidak perlu lagi dijelaskan. Hal ini bisa terjadi karena bisa saja materi yang akan diberikan sudah disampaikan pada kelas sebelumnya, atau KD yang terkait dengan materi tersebut sudah tersampaikan sebelumnya. Bisa juga karena peserta didik saat ini sudah bisa mengakses teknologi dengan baik sehingga mereka dapat menguasai materi lebih cepat melalui media teknologi atau buku paket yang disediakan, termasuk juga antusiasme orang tua dalam mengikutkan putra putri mereka dalam bimbingan belajar profesional. Dalam hal ini, guru cukup focus pada bagian-bagian materi yang masih belum dikuasai oleh siswa. Jika memungkinkan ada sebagian kecil siswa yang belum menguasai, kita bisa mengelompokkan mereka dengan yang sudah mampu (tutor sebaya) sehingga diharapkan semua siswa mampu menguasai materi yang dimaksud.

0 komentar :

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1